Bermain Sambil Belajar

Jumat, 26 April 2013



Anak seusia Kanaya itu memang lagi senang-senangnya menjelajah dunia yang baru. Apa saja yang ada di sekitarnya selalu memancing rasa ingin tahunya.

Sewaktu bunda membeli FunThinker dua tahun yang lalu, memang dipersiapkan untuk Kanaya saat memasuki usia TK. Tetapi berhubung tempat persembunyian si Fun Thinker ini sudah diketahui oleh Kanaya dan dia bersikeras untuk membukanya, akhirnya bunda perkenalkan satu set metode bermain sambil belajar ini padanya.

Pertama kali membeli Fun Thinker ini saat Kanaya berusia 3 bulan di sebuah mall di Bekasi (Kanaya tidak dibawa), saat itu ayah Kanaya tertarik dan langsung memesannya. Penjualnya menjelaskan panjang lebar cara penggunaannya dan sampai ke pertanyaan, anaknya sudah sekolah bu?, bunda jawab sambil mesem mesem, belum mas, masih usia 3 bulan, si penjual bengong , hah?, sebaiknya ini untuk usia sekolah lho bu, trus bunda jawab, lho emangnya kenapa? Kan nanti anak saya sekolah juga. Penjualnya diem aja, males ngeladenin emak bawel.

Sebenarnya bunda masih belum sreg kalau Kanaya menggunakan Fun Thinker ini, karena dalam level tertentu memang lebih pas digunakan untuk anak usia sekolah, karena tingkat kesulitannya yang lumayan tinggi. Karena ini produk luar, banyak juga materi yang kurang sesuai dengan kultur Indonesia. Untuk level dasar Kanaya masih bisa mengerjakan, meskipun kadang bosan. Dari 10 jilid buku hanya beberapa buku saja yang cocok untuk anak seusia Kanaya.


Akhirnya bunda searching di Google dan menemukan LearningSkill With Ressa (LSWR). Permainan ini sama persis dengan Fun Thinker hanya bedanya papan belajarnya hanya sampai angka 12, materinya lebih mudah dan masih cocok buat anak seusia Kanaya. Bunda lebih sreg dengan LSWR ini karena temanya sesuai dengan kultur Indonesia. Meskipun secara kualitas papan belajar dan bukunya masih lebih bagus Fun Thinker

Waktu memutuskan membeli LSWR ini, bunda mempertimbangkan manfaatnya buat Kanaya. Salah satunya ingin melatih ketrampilan motorik dan mempertajam logika berpikir, tapi masih sesuai dengan usianya. Bunda tidak ingin mengajarkan materi yang berat-berat karena Kanaya masih butuh banyak bermain daripada belajar. Atas pertimbangan ini akhirnya bunda untuk sementara menyimpan Fun Thinker untuk diberikan saat kanaya sekolah, dan mengenalkan LSWR untuknya.

Kanaya semangat sekali belajar dan bermain dengan LSWR ini, meskipun sering tidak sampai selesai. Its Ok, yang penting bunda tidak memaksakan dan Kanaya merasa senang dengan aktivitasnya. Takjub juga sih Kanaya bisa cepat sekali memahami permainan ini. Dia sudah bisa mengerjakan beberapa level dan cenderung meremehkan kalau materinya mudah. Hadeeeuhhh



 

Semoga permata hatinya ayah dan bunda ini, makin cerdas ya nak....








2,5 tahun Kanaya

Sabtu, 20 April 2013


Alhamdulillah tanggal 20 April 2013 ini Kanaya pas banget 2,5 tahun. Penuh rasa syukur bisa menikmati tumbuh kembang Kanaya dari hari ke hari meskipun tidak full seharian. 



Ada beberapa catatan bunda tentang perkembangan Kanaya di usia 30 bulan ini

  1. Masih di terapi Enzym sama Bu Dokter yang baik hati. Saat ini tinggal enzym lemaknya yang masih bermasalah, bulan depan insya Allah kontrol lagi mudah-mudahan hasilnya lebih baik.

  2. Mulai lahap makannya terutama kalau makan bersama teman-temannya. Sekarang bunda juga mensiasati memberikan Kanaya dan teman-temannya cemilan saat bermain di rumah, supaya Kanaya lebih semangat. 

  3. Berat badan naik di bulan ini, alhamdulillah, meskipun belum signifikan, tapi bunda sudah senang karena sebelumnya berat badannya jarang mengalami perubahan. 

  4. Sudah berani main sendiri ke rumah temannya tanpa diantar dan ditunggui meskipun sekarang jadi lebih waspada karena jika pintu lupa dikunci, langsung wuuusss ….. menghilang dari rumah. Bunda sudah ajari kalau mau ke luar rumah harus izin dulu, tapi namapun bocah ya, dengar suara temannya langsung aja lari kepengen main.

  5. Bunda amati Kanaya senang menjadi pengatur saat bermain bersama teman-temannya. Dia yang mengarahkan, …...kamu jadi bapaknya ya, aku jadi ibunya, kamu nanti enggak boleh begini begitu yaa........ Pernah ada temannya yang ngambek dan pulang, Kanaya langsung menangis sambil teriak, cacaaa maapin Naya yaa... ayo caa kita main lagi, maap yaa... maaaaaap


  6. Senang melakukan hal-hal yang ekstrim, misalnya loncat dari ketinggian, jungkir balik, naik lemari buku, ngebut naik sepeda dan menabrakkannya ke dinding. Sampai ngiluuuu rasanya ngeliat atraksi Kanaya.

  7. Lebih mandiri. Sudah bisa pakai baju dan melepaskannya sendiri. Kalau haus ambil gelas sendiri dan mengisi air dari dispenser tanpa tumpah. Kadang kalau lagi bagus moodnya, dia mau membereskan mainannya sendiri sampai rapi.

  8. Senang bercerita tentang suatu kejadian, yang benar-benar terjadi maupun hanya khayalannya saja. Setiap cerita di awali dengan kalimat, ...kan begini nih nda.... si anu bla...bla..bla.. sambil mulutnya maju 5 centi. Gemeees kalau dengerin dia cerita, kepengen ketawa tapi harus ditahan

  9. Bisa menceritakan isi sebuah buku dari melihat gambarnya, kadang ditambah dialog-dialog hasil dari imajinasinya.

  10. Mudah tersentuh perasaannya. Contohnya cerita tentang buntut kucing saat postingan yang lalu dan saat nonton CD yang menceritakan tentang anak yang menangis karena salah paham dengan ibunya. Kanaya ikutan sedih sambil bilang gini ke bunda, ...tuh nda, makanya jangan marah-marah nda, kasihan tuh anaknya..... jiiaaahhh

  11. Sering mengkritik. Pernah bunda bermain peran dengannya, dan pura-pura menjadikan tempat pensil sebagai susu botol bayi, dia langsung protes... bundaaa, itu bukan botol susu, itu tempat pensil. *malu. Kalau lihat ayahnya melempar baju ke dalam ember, ditegur dengan ketus, kok ayah lempar-lempar sih, kan enggak boleh. *ayah mesem-mesem. Kalau bunda makan sambil ngomong langsung komentar, makan itu enggak boleh ngomong , nanti keselek kaya si Sali.... *efek buku Halo Balita

  12. Selalu ingin tahu apa yang dilakukan ayah dan bunda. Kalau ayah lagi ngobrol seru sama bunda tiba-tiba duduk di tengah dan bilang …...ada apa sih....

  13. Sudah hafal Al Fatihah, doa-doa sehari-hari dan doa orang tua meskipun masih ada sedikit kesalahan. Hafal juga beberapa nama binatang dalam bahasa Inggris dan lagi senang nyanyi lagu-lagunya Barney sambil diperagakan gayanya Barney and friends, meskipun belepotan bahasanya. ^___*

Alhamdulillah, …..alhamdulillah ….. alhamdulillah.....

Doa ayah dan bunda selalu untuk Kanaya. Semoga Allah melimpahkan kesehatan, kesolihan, kecerdasan dan keindahan akhlak untuk Kanaya , mmmuuaah.....


 





Mengisi Ruang Jiwa Anak Kita

Rabu, 17 April 2013


Sebagian besar dari orang tua yang sering membaca buku-buku pernikahan atau parenting pasti tidak asing dengan Ust Mohammad Fauzil Adhim. Beliau banyak menulis buku-buku yang sangat inspiratif . Ayah yang bersahaja ini jadi salah satu penulis favorit bunda.

 Nah, saat blogwalking ke http://keluargasakiafra.blogspot.com bunda  menemukan salah satu tulisan beliau yang menarik tentang anak-anak. Sudah pernah baca sebelumnya tapi selalu senang mengulang membacanya kembali karena tulisan dari Ust Fauzil Adhim ini memang benar-benar mak jleb banget.

Sengaja bunda posting di blog Kanaya supaya menjadi pengingat bunda bahwa anak adalah amanah Allah yang harus dijaga sebaik-baiknya. Tidak hanya menjaga secara fisik tetapi terjaga juga akhlaknya....

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

 Mengisi Ruang Jiwa Anak Kita - Mohammad Fauzil Adhim

Waktu kita sangat pendek.

Anak-anak itu tak selamanya kecil. Pada saatnya mereka akan tumbuh menjadi dewasa, mandiri dan berkeluarga. Kalau mereka sudah menikah, tak ada lagi kesempatan bagi kita untuk meniupkan balon, bermain petak umpet, membacakan buku cerita, atau mewarnai bersama. Betapa pun inginnya kita, tak ada lagi waktu yang tepat untuk membuatkan telur ceplok dan menyuapi mereka seraya bercanda dan memuji gambar-gambarnya yang lucu yang lebih menyerupai benang kusut dan lidi berserakan. 

Ya ….., anak-anak itu tak selamanya kecil. Kalau Allah Ta’ala memberi mereka umur panjang, sebelum habis kekuatan kita untuk berjalan denga tegak dan berbicara dengan suara lantang, anak kita yang kemarin merengek meminta perhatian kita itu sekarang mungkin sudah sibuk memenuhi jadwal kegiatannya yang sangat padat. Anak-anak yang menahan tangisnya karena kita tak kunjung mau mendampingi mereka untuk menuturkan cerita, hari ini mungkin kita yang harus belajar menahan diri karena sangat ingin mendengar cerita tentang mereka dari lisan mereka sendiri.
Sungguh, kehidupan kita dan anak-anak kadang seperti pusaran nasib yang sedang dipergilirkan. Saat anak kita lahir, mereka sepenuhnya bergantung kepada kita. Mereka benar-benar amat memerlukan kehadiran kita, sentuhan tangan kita, dekapan ikhlas kita, serta kerelaan kita untuk menatapnya penuh cinta. Inilah saat yang berharga untuk anak kita. Tetapi saat inilah yang justru sering kita abaikan karena boleh jadi kita tidak merasa membutuhkan mereka. Semakin bertambahnya umur, semakin berkurang ketergantungan mereka kepada kita. Mereka mungkin masih memerlukan kita, tetapi karena sudah tidak terlalu tergantung, mereka bisa mengalihkannya kepada orang lain.

Saat usianya memasuki remaja posisi kita semakin lemah
mereka lebih mendengar temannya daripada orang tuanya sendiri
Kata-kata orangtua tak lagi berharga kecuali
jika kita sudah MENABUNG kedekatan dan penghormatan sejak mereka masih balita

Jika anak-anak itu tidak memiliki penghormatan yang tinggi kepada orangtuanya
maka gurauan teman jauh lebih mereka dengar daripada sapaan paling tulus dari orangtua
Jika anak-anak itu tidak memiliki kepercayaan yang penuh kepada orangtua
maka temannya lebih layak untuk diikuti daripada nasihat paling serius dari orangtua.

Secara alamiah anak-anak yang telah memasuki usia remaja memiliki kebutuhan eksistensi
Mereka ingin didengar, diakui, dihargai dan dipercaya
Mereka ingin menunjukkan bahwa dirinya memiliki kemampuan dan hak menentukan.
Mereka akan berontak dari orangtuanya kecuali jika kita selaku orangtua telah
MENABUNG kredibilitas, kepercayaan terhadap itikad baik
dan ketulusan di mata anak-anak kita...
Tak lama lagi mereka akan menikah
Sesudah berlalu masa remaja datanglah masa dewasa
Inilah masa ketika anak-anak yang dulu merindukan bapaknya itu sudah
benar-benar mandiri
Mereka tak lagi memerlukan orangtua kecuali
jika iman menancap kuat di hati mereka
Inilah yang menjadi kekuatan dalam diri mereka untuk
berkhidmat kepada orangtua...

Jadi, sebenarnya mereka berkhidmat bukan karena
sangat besarnya kerinduan dan penghormatan pada orangtua tetapi
karena dorongan untuk meraih ridha Allah 'Azza wa Jalla....

Ya..ya.., zaman berganti masa bertukar, masa berganti. Yang dulu muda sekarang tua. Yang dulu kanak-kanak sekarang dewasa. Yang dulu terlihat gagah, sekarang mungkin sudah renta tak berdaya. Sebagian lagi mungkin sudah lama dikuburkan jenazahnya. Tak ada lagi kekuatannya untuk berbuat, tak ada lagi kemampuannya untuk melakukan perubahan.

Akan tetapi ……..

Mereka yang telah menyemai keyakinan, kebaikan dan kemuliaan, sesungguhnya tetap hidup kebaikannya. Melalui anak-anak yang kuat karakternya, tinggi harga dirinya, besar cita-citanya dan jiwanya senantiasa rindu untuk melakukan amal yang terbaik (ahsanu ‘amala), para orangtua itu sesungguhnya tetap menabung kebaikan meski kafan berselimut kafan. Sesungguhnya tidak ada lagi yang bias diharapkan dari anak-anak sesudah kita mati kecuali keshalihan. Anak-anak shalih yang mendo’akan merupakan harta berharga yang tak dapat digantikan oleh do’a seribu manusia.

Alhasil, shalih dulu baru doa. Seibu tangan yang terangkat untuk mengaminkan doa saat kenduri, tak ada nilainya dibanding bersimpuhnya seorang anak di hadapan Allah ta'ala karena amat besarnya keinginan untuk memohonkan ampunan bagi orang tua. Doa yang diucapkan dengan lantunan indah disertai kalimat yang bersanjak-sanjak, tetapi ia tidak punya hubungan apa-apa dengan yang didoakan kecuali sebagai pendoa suruhan, sungguh tak ada artinya dibanding sebaris permohonan yang diucapkan oleh anak-anak kita sendiri.

Ya..ya..ya.. Shalih dulu baru doa. Shalih itu berkait dengan hati, berhubungan dengan iman, dan penopangnya adalah ilmu. Ia bisa kita semai dengan subur pada jiwa yang tenteram. Cerdasnya otak sama sekali tak bias menolong apabila jiwa mereka hampa. Kosongnya jiwa membuat sebanyak apapun nasihat kita berikan, hanya tersimpan rapi dalam pikiran. Ia tidak memberi pengaruh terhadap tindakan apalagi pada kehidupan yang lebih luas.

Maka, apakah yang sudah kita lakukan untuk mengisi ruang jiwa anak kita?

Sungguh, waktu kita sangat pendek. Anak-anak kita tak selamanya menjadi balita. Mereka akan tumbuh menjadi kanak-kanak, remaja, dan kemudian dewasa. Hari ini mereka memerlukan kita.
 Hari ini mereka amat besar kerinduannya kepada kita.Di antara mereka mungkin ada yang belum kering air matanya karena berharap bisa bercanda, tetapi bapak/ibunya sudah bergegas pergi untuk merebut sebuah kata yang bernama sukses. mereka berlelah-lelah atas nama anaknya, padahal anaknya sedang kelelahan karena menunggu kesempatan untuk bermain bersama bapak/ibunya. Mereka ingin berbincang dan bercanda, meski hanya sebentar. Dua menit saja.

Ya..ya..ya..selagi mereka belum dewasa, belum pula menginjak usia remaja, inilah saat berharga untuk anak kita. Inilah saatnya kita meluangkan waktu kita untuk menyapa mereka, sebentar saja... Inilah saatnya bagi kita untuk mengisi ruang jiwa anak-anak kita. Semoga dengan itu, mereka kelak akan generasi yang kuat jiwanya, besar semangatnya, kokoh imannya dan tak putus-putus doanya untuk kita.

Sungguh, tak akan pernah ada waktu menguati jiwan anak-anak kita, kecuali kita sengaja meluangkannya. Selonggar apapun waktu kita, sama sekali tidak ada artinya jika kita tidak meluangkannya untuk mereka. Begitu pula sebanyak apapun waktu kita bersama anak, tak ada yang bisa kita kerjakan bersama mereka jika kesempatan itu datang semata-mata karena kita tidak punya pekerjaan yang harus diselesaikan. Sebaliknya, di saat paling sibuk pun kita akan bisa menyapa mereka jika kita benar-benar mau melakukannya.

Lalu apakah yang sudah kita lakukan?

 


Fobia Kucing

Kamis, 11 April 2013


Ada yang pernah fobia dengan suatu benda atau sesuatu hal? *ngacungnya jangan tinggi-tinggi apalagi bagi yang belum mandi, xixixixi.

Yak, yang ngacung temenin bunda di sini, yang diem aja boleh pulang. :).

Fobia menurut wikipedia adalah rasa ketakutan yang berlebihan pada sesuatu hal atau fenomena. Mungkin ada yang takut sama suara petir, atau ada juga yang takut dengan ketinggian dan ketakutan berlebihan lainnya. Insya Allah enggak ada yang fobia sama duit kan ya. Hehehe. Kalau bunda, sejak SD sudah fobia sama kucing. Enggak tau bagaimana asal mulanya kalau melihat kucing itu bawaannya ingin menjauh. Melihatnya aja sudah geli apalagi memegangnya.

Ketika teman-teman tahu bunda takut sama kucing, mereka malah iseng ngerjain. Setiap ada kucing lewat, langsung diambil dan didekatkan ke wajah bunda. Histeris pastinya, tapi semakin histeris semakin bahagialah mereka. Pernah mencoba melawan fobia ini dengan memaksakan memegang kucing. Hasilnya badan bunda merinding dan malah semakin ketakutan. .


Sungguh tidak disangka, fobia ini sekarang menurun pada Kanaya. :( Sebenarnya bunda sudah berusaha untuk tenang di hadapan Kanaya, kalau ada kucing menghampiri. Bunda mencoba bersikap biasa saja seolah olah tidak takut. Tapi entah bagaimana, Kanaya tetap takut sama kucing di sekitar rumah.

Pernah ada seekor kucing yang baru belok di ujung gang, Kanaya yang melihat langsung meminta gendong sambil teriak teriak. Padahal kucing itu hanya lewat saja dan tidak menghampiri posisi kami berdiri. Duh, sedih sih sebenarnya Kanaya jadi ikutan fobia kucing. Padahal anak-anak lain itu paling senang gendong-gendong kucing.

Pelan-pelan bunda mencoba memberi pengertian kalau kucing itu baik dan tidak melukai asal kita tidak mengganggu. Sekalian bunda juga belajar mengatasi fobia pada diri sendiri. Setiap ada kucing yang tiduran di depan rumah, bunda gendong Kanaya sambil mendekati kucing itu. Tentunya dengan menekan segala perasaan ketakutan dan sekuat tenaga memberanikan diri sambil berucap dalam hati.... demi anak....demi anak....demi anak..... :)))

Pernah suatu hari hanya bunda dan Kanaya di rumah, ada seekor kucing yang tiba-tiba sudah masuk rumah. Perutnya membesar, seperti sedang mencari tempat untuk melahirkan. Dikira rumah bunda klinik bersalin kali yaaa. Kanaya menangis, bundanya histeris alhamdulillah bisa dengan tenang mengusir kucing itu. Kasihan sih sebenarnya, tapi masih ngeri kalau menampung kucing melahirkan.

Akhirnya kucing itu hanya duduk di depan pintu, lalu terjadilah dialog antara bunda dan Kanaya

Bunda    : Nay, kucingnya masih ada?
Kanaya : Masih nda, duduk depan pintu
Bunda    : Tolong ditutup pintunya ya, nanti dia masuk lagi

Tadinya bunda pikir Kanaya menolak permintaan bunda, tapi akhirnya dia menuju pintu untuk menutupnya. Tidak beberapa lama dia kembali lagi ke hadapan bunda,

Kanaya  : Nda, kucingnya diluar, tapi buntutnya masuk ke dalam
Bunda    : Enggak apa-apa tutup aja, nanti juga kucingnya pergi
Kanaya  : Jangan nda, kasihan nanti buntutnya kejepit...
Bunda     : *speechless.......... yo wes biarin aja deh ga usah di tutup pintunya.
 
Begitulah emak dan anak sedang belajar melawan rasa takut sama kucing. Doakan semoga segera sembuh ya fobianya.







Long Weekend Bersama Kanaya

Rabu, 03 April 2013


Buat emak pekerja seperti bunda ini, tanggal merah itu jadi tanggal yang berarti, kepengen rasanya warna itemnya diganti warna merah semua. Apalagi tanggal merahnya beruntun di akhir pekan. Waiiiiih … saking senangnya kepengen nari ala pom pom girl. :)

Segera susun rencana mau begini mau begitu , mau ke sini mau ke situ. Tapi dari sekian rencana menikmati liburan itu, enggak ada kepikiran sedikitpun kepengen keluar kota. Selain karena budget memang lagi dilaihkan ke tempat lain, bunda paling enggak suka sama macetnya. Meskipun next time kepengen juga sih jalan-jalan yang agak jauh supaya Kanaya bertambah pengalamannya... tapiiii nanti yaa, nantiiii banget. *kata lain entah kapan

Mengisi long weekend itu enggak selalu harus jalan-jalan sih, bunda juga merencanakan ada saat kruntelan di rumah nonton CD bareng atau bikin kue yang enak-enak *pencitraan. Yang penting long weekendnya bisa diisi dengan Quality Time bersama Kanaya.

Nah ini kegiatan Kanaya selama bunda libur 3 hari kemarin....

Jumat

Bunda mengajak Kanaya bermain di Play Ground dam Time Zone sekalian belanja bulanan dan membeli beberapa kebutuhan Kanaya, di Blue Mall Bekasi. Kalau niat belanja bulanan di supermarket, biasanya bunda datang lebih pagi supaya pengunjung belum banyak dan belanjanya juga lebih nyaman karena enggak tabrakan trolly, hehehe. Saking paginya, supermarket belum dibuka meskipun mallnya sudah buka, jadi ayah sama Kanaya mainan Trolly dulu secara Play Ground dan Time Zone juga belum ada yang buka.

Setelah selesai belanja bulanan, saatnya menemani Kanaya bermain di play ground. Untuk menghemat waktu, disepakati ayah yang menjaga Kanaya dan bunda lanjut belanja belinji di Mall. Yaaah namapun emak-emak yaaa, keasyikan lihat-lihat *belanja sama lihat-lihat banyakan lihat-lihatnya, enggak terasa udah lama ninggalin ayah dan Kanaya, baru ngeh saat ayah bbm mau sholat jumat. *tepok zidat

Puas main dan jalan-jalan menjelajahi Blue Mall, kami pulang, karena sorenya mau menjenguk saudara yang sakit dan di rawat di RS .

menjelajah play ground


Narsis duyuuuu.....

Sabtu

Dari jumat malam, ayah dan bunda sudah woro-woro ke Kanaya, kami mau ajak dia berenang. Jadi saat bangun tidur di sabtu pagi Kanaya langsung menagih janji. Cab Cuuuzzz deh kami kesana.....Sampai kolam renang, kirain Kanayabakalan ketakutan seperti saat diajak berenang untuk pertama kali eh ternyata kali ini dia lebih berani, bahkan minta untuk menyewa ban renang. 

Sudah berani juga dilepas berenang sendirian, dan tertawa senang saat dia menggerakan kakinya ternyata tubuhnya jadi ikutan maju. Buat ayah dan bunda, ini adalah pencapaian yang luar biasa. Senaaaang banget Kanaya sudah mulai menikmati acara renangnya.

udah berani renang sendirian lhooooo


capeknyoooo yang habis berenang.......

Siang harinya, kami datang ke acara keluarga. Makan siang bersama mbah, om, tante dan sepupu Kanaya di bebek Tik Tok jl Kartini. Bunda enggak suka bebek, jadi saat yang lainnya pilih menu bebek, bunda pilih menu nasi bakar ayam. Ketika bunda mau menyuapi Kanaya, dia menolak, malah memilih makan sendiri tapi maunya dari piring ayah. Hyaaalaaa.... gpp deh nak, yang penting mau makan.

mesra... makan sepiring berdua....


kumpul keluarga

Minggu

Minggu pagi biasanya kami ke pusat keramaian di lapangan depsos, tapi kali ini tidak kesana karena ayah harus pergi ke suatu acara di Cibubur, jadi gantinya bunda ajak Kanaya main sepeda di lapangan mesjid dekat rumah.

Rencananya hari minggu pengen di rumah aja sambil selonjoran, etapi keingetan waktu ke blue Mall jumat lalu, ada kebutuhan Kanaya yang belum terbeli. Jadi, nge mall lagi deh yiuukk....*modus emaknya pengen jalan-jalan. Kali ini pilih ke Hypermall, yang waktu musim hujan kemarin kebanjiran. Sampai sana belom buka sodara-sodara, pintu mall masih di kunci, tapi pengunjung sudah antri diluar. Kemungkinan sebagian besar pengen belanja bulanan di Giant kali yak, *sok tau.

ngemil dulu sebelum mamam ramen.....

seriusnyaaa yang lagi nyusun balok.....


Selesai beli keperluan Kanaya, bunda ajak Kanaya ke gramedia buat beli buku yang tidak sempat di beli saat ke book fair bulan lalu. Alhamdulillah ketemu juga bukunya pak Noveldy yang sempet ramai dibicarakan di timeline twitter beberapa saat lalu. Sebelum kalap beli buku-buku yang lain dan mengakibatkan tidak ada ongkos pulang, bunda segera mengakhiri kunjungan ke gramedia menuju pintu keluar. Tapi Kanaya tertarik dengan vespa pink yang bisa di sewa selama 15 menit, jadi hayuuk deh nyenengin anak dulu.


hayuuk bunda aku anterin ke pasar.......


Pfuuuuhhh.......*elap keringet

Tidak terasa long weekend sudah berakhir. Cape tapi menyenangkan. Kapan lagi ya ada long weekend *bolak balikin kalender.

Itu dia kegiatan Kanaya saat long weekend kemarin, gimana dengan om, tante, kakak, adek, bude, pakde semua?.... menyenangkan juga pastinya yaaa.........

my everything

my everything
kanaya almira hasna. Diberdayakan oleh Blogger.