Hari Raya Idul Fitri
telah usai, tapi bunda punya banyak cerita tentang Kanaya merayakan
Idul Fitri untuk tahun ketiga ini. Semoga catatan bunda ini bisa
menjadi kenangan yang indah buat Kanaya kelak....
Menjelang berakhirnya
bukan ramadhan Kanaya punya pengalaman seru dengan ikut ayah dan
bunda Itikaf di mesjid Al Azhar. Cerita kumplitnya bisa dibaca disini. Ternyata saat malam takbiran dia masih kepengen ke mesjid
lagi. Setelah bunda jelaskan bahwa bulan Ramadhan sudah berakhir dan
kita harus bersiap menyambut lebaran baru dia mengerti.
Seperti biasa malam
takbiran ramai dengan jdar jder bunyi petasan. Tahun sebelumnya saat berlebaran di rumah nenek di kota Palembang, Kanaya sangat ketakutan
dengan bunyi petasan sampai harus mengungsi ke rumah uwaknya yang ada
di pelosok. Bunda kira tahun ini Kanaya sudah tidak takut lagi, tapi
ternyata masih berlari memeluk bunda atau ayah saat mendengar bunyi
petasan. Kadang dia melawan rasa takutnya dengan berkata, Naya
enggak takut kok sama petasan, tapi saat bunyinya kembali
terdengar dia segera lari lagi ke orang terdekatnya. :)))
Paginya, alhamdulillah
Kanaya bisa bangun pagi untuk sholat Id, padahal malamnya bunda
sempat khawatir tidak bisa sholat Id seperti tahun lalu karena Kanayatidak bisa dibangunkan. Di mesjid dekat rumah, jamaah sudah banyak,
jadi bunda dan Kanaya kebagian di shaf belakang. Segala perbekalan di
bawa, termasuk makanan kesukaan Kanaya dan buku-buku supaya Kanaya
tidak bosan.
Setelah bersalam salaman
dengan tetangga dan lingkungan sekitar, kami silaturahim ke rumah
saudara-saudara di Pondok Gede dan Ujung Aspal. Meskipun cuma dua
tempat tapi capeknyoooo, karena macet dimana mana. Kirain banyak
orang mudik jalanan jadi sepi, ternyata tetap macet yaaaa....
Sebelumnya Kanaya sering
bertanya lebaran itu apa sih?, setelah bunda jelaskan dia
masih belum faham tapi akhirnya mengambil kesimpulan sendiri, setelah
melihat apa yang kami lakukan di hari Raya Idul Fitri...... oooh
aku tau nda, lebaran itu salam salaman yaaa.... hehehe
Jumat Sabtu Minggu
acaranya open house ( saingan sama pak SBY), banyak saudara-sadara
yang datang ke rumah untuk silaturahim. Malamnya bunda mencicil
setrikaan yang menumpuk sampai berbukit bukit. Akhirnya dikerjain
juga itu tumpukan setrikaan setelah beberapa hari cuma dilirik aja.
*tukang pijit mana tukang pijit
Hari Senin 12 Agustus
sebenarnya bunda sudah harus ngantor, tapi sengaja ambil cuti 3 hari
karena sudah ada rencana kami akan menginap di sebuah Villa di puncak
bersama teman-teman ayah dan keluarganya. Kanaya masih belum
bersemangat saat bunda ceritakan bahwa selama dua hari kami akan
menginap di sebuah tempat. Apalagi ternyata perjalanan ke Puncak saat
itu memakan waktu sampai 4 jam karena jalur ke atas ditutup untuk
memberi jalan keluarga Pak Presiden turun ke bawah. Ihiks... *jadi
rakyat kudu banyak sabar yooooo....
Awalnya tidak semangat,
tapi ketika sampai di Villa Kanaya sangat senang sekali saat melihat
taman hijau yang luas, beraneka ayunan, perosotan dan kolam renang
ada di depan matanya. Dia langsung berlari naik ayunan, mencoba
perosotan, naik turun tangga, guling-gulingan di mushola yang terbuka
menghadap pegunungan dan
menjelajahi semua tempat. Maklum lah yaaa kalo Kanaya agak norak
begitu, soale di rumah lahannya sempit, yang ada kejedot melulu
hehehe.
Kanaya langsung akrab
dengan beberapa anak seusianya. Alhamdulillah di tempat ini dia tidak
perlu terlalu lama menyesuaikan diri, jadi bunda bisa nyelonjor
langsung beberes kamar. Saking senangnya Kanaya tidak mau tidur
siang. Dia malah langsung kepengen berenang bersama teman-teman
barunya dan mencari ikan di sungai kecil di samping Villa. Akibatnya
setelah magrib langsung sukses tepar di tempat tidur karena kecapean.
Keesokan harinya, kami
jalan-jalan ke curug Cilember. Bunda sebagai seorang pecinta curug,
sumringah banget diajak ke tempat ini. Sekalian nostalgia zaman
kuliah dulu yang pernah saking ga punya duit dan ingin menghindari
bayar tiket, di bela belain naik bukit di balik curug bareng
teman-teman. Walaaah capeknya seminggu ga ilang ilang. Klo sekarang
mah ogah banget dah.... xixixixixi
Perjalanan ke Curug lumayan curam, tapi kondisinya sudah banyak berubah sejak bunda kesana beberapa tahun lalu. Sekarang lebih bersih dan teratur, bikin betah berlama lama disana. Ayah kebagian tugas menggendong Kanaya karena saat dekat dengan curug jalanan sudah mulai licin. Namapun bocah kalo melihat air belum afdol rasanya kalo belum nyemplung. Meskipun hanya sebatas lutut , tapi lumayan membuat Kanaya senang. Dinginnya yaaa bikin kepengen makan bakso kuah anget anget, hehehehe
Pulang dari curug kami
siap siap kembali ke Bekasi karena kalau tidak secepatnya, jalur ke
bawah akan ditutup dan kami bisa menunggu lebih lama lagi. Komentar
Kanaya saat diajak pulang, aku ga mau pulang, aku betah disini
enak.... Hyaaaaa.... dan butuh waktu lumayan lama untuk merayunya
mandi dan naik ke mobil.
Sampai sekarang Kanaya
masih sering menagih janji, kapan nda kita ke puncak
lagi....eeerrrr insya Allah ya nak, doakan ayah bunda bertambah
lagi rezekinya. Semoga kita bisa mengunjungi lagi tempat-tempat lain
untuk menambah pengalaman Kanaya.
Lebaran yang sangat
berkesan buat Kanaya, teman-teman begitu juga kan?