Postingan kali ini bunda
akan menceritakan tentang Kanaya yang sedang diterapi enzim. Sebelumnya saat berusia 2 tahun Kanaya juga sudah diterapi oleh DSA dengan hasil akhir masih ada masalah karena pada
saat di cek pupnya terdapat lemak, yang berarti lemaknya tidak bisa
diserap tubuh. Saat itu bunda berpikir akan membaik dengan
sendirinya karena masih dalam masa pertumbuhan.
Setelah memasuki usia 3
tahun bunda kembali risau karena berat badan Kanaya tidak naik. Bunda sudah coba dengan cara pengobatan alternatif
menggunakan herbal tetapi tetap tidak ada perubahan. beberapa waktu lalu bunda
mendapat informasi dari seorang teman bahwa ada dokter pencernaan anak yang buka praktek
di RS Hermina Bekasi. Setelah berdiskusi dengan ayahnya, akhirnya
kami mantap membawa Kanaya berkonsultasi ke Profesor Dr. Agus
Firmansyah.
Kunjungan pertama bunda
sengaja cuti setengah hari karena mendapat info pasiennya Profesor
sangat banyak dan antriannya panjang. Meskipun mulai praktek jam 5
sore tapi pasien sudah antri sejak sebelum pukul 3 sore. Setelah
mendapat nomor antrian, bunda masih harus antri lagi untuk print out
nomor kedatangan pasien. Padahal sebelumnya sudah mendaftar juga via
telpon untuk mendapat quota pasien hari itu. Menurut keterangan dari
rumah sakit memang jumlah pasien dibatasi.
Kanaya sengaja dijemput
ayahnya menjelang jam praktek supaya tidak terlalu lama menunggu di
Rumah Sakit. Meskipun Rumah Sakitnya cukup bersih tapi tetap saja
tempat ini bukanlah tempat yang nyaman untuk anak-anak.
Setelah menunggu beberapa
jam akhirnya kami bisa masuk ke ruangan Profesor. Kanaya diminta
berbaring dan diperiksa perutnya. Mungkin karena dokternya lucu dan
friendly, Kanaya tertawa-tawa saat diperiksa, biasanya baru masuk
ruangan saja sudah siap-siap mengeluarkan jurus menangis bebas. :)
Dalam pemeriksaan itu
tidak ada infeksi di perut Kanaya tapi berat badannya kurang 4 kg
dari berat badan normal anak seusianya. Setelah berkonsultasi akhirnya prof
memberikan resep vitamin dalam bentuk racikan, setelah satu minggu
diminta untuk memeriksakan fesesnya di laboratorium. Selama seminggu
itu bunda amati tidak ada perubahan nafsu makan Kanaya. Makannya
masih pilih-pilih, porsinya tidak banyak dan masih juaranya makan
diemut. Padahal makanannya sudah lumayan variatif, Kanaya makan
lumayan banyak saat di sekolah, tetapi tetap saja untuk anak
seusianya porsi makannya masih jauuuuh lebih sedikit. Sabar
buuun....sabaaaar. #pijetpijetkening.
Setelah hasil test
laboratorium sudah ada, ayah, bunda dan Kanaya kembali mengunjungi
Profesor. Ternyata oh ternyata masih ada lemak di fesesnya, pantas
berat badan Kanaya tidak bertambah. Profesor memberikan racikan enzim
untuk Kanaya selama 20 hari dan menebus resep lagi untuk 20 hari
selanjutnya. Enzim ini harus diberikan pada saat makan, sehari
sebanyak 3 kali. Profesor menjelaskan, enzim ini tidak berbahaya dan
tidak ada efek samping ke tubuh karena hanya untuk membantu pankreas
menghasilkan enzim pencernaan. Mungkin profesor bisa membaca raut
wajah bunda yang agak berkerut “ waduuuh obat maning “
Pekan lalu waktunya
Kanaya kontrol, alhamdulillah berat badannya naik 7 ons, meskipun
kata profesor biasanya anak-anak yang diterapi, saat pemberian enzym
selama sebulan bisa menaikkan berat badan lebih dari 1 kg. Profesor
menekankan porsi harus makan harus lebih banyak lagi. Kanaya yang
dinasehati cuma senyum-senyum saja. Profesor yang lucu itu juga
berbicara dalam bahasa sunda yang bunda tidak mengerti, setelah tanya
ayah, ternyata beliau mendoakan kesehatan dan kemudahan untuk Kanaya
supaya pola makannya membaik. Aaah... terharuuu deh didoakan sama
profesor, semoga doanya terkabul ya prof, aamiin.
Sekarang ini Kanaya masih
mengkonsumsi enzim racikan dari profesor. Ada beberapa perubahan pada
Kanaya yang membuat ayah dan bunda senang, yaitu dia sering bilang ,
bun...... aku lapar. Yeeeaaaay, anak ngomong lapar aja terasa
bahagia tak terkira. Meskipun porsinya masih belum banyak, tapi
lumayan dia sudah mau ngemil biskuit dua keping, kebab ukuran mini
dan makan risoles ¾ bagian. Buat anak lain mungkin biasa saja, tapi
buat Kanaya yang picky eater, ini sungguh pencapaian yang luar biasa.
Hanya untuk buah dia masih belum mau, kadang mau jeruk tapi dalam
bentuk juice, itupun harus disuapi pakai sendok supaya agak cepat
minumnya. Yaaah namapun jadi emak, kan kesabarannya harus seluas
samudra ya kaaan kaan kaan.
Mudah-mudahan Kanaya
sehat dan bisa bertambah berat badannya ya...... mmmmmuaaah