Di usia Kanaya yang sudah
4 tahun ini bunda banyak belajar dari tingkah lakunya. Saat ingin
menerapkan sebuah aturan, bunda tidak bisa memaksakan karena efeknya
malahan Kanaya jadi marah, tantrum dan bundanya jadi pengen gigit
gigit sandal ikutan kesal juga. Saat Kanaya menginginkan sesuatu atau
sebaliknya bunda yang berharap sesuatu dari Kanaya, kami lakukan
dengan negosiasi.
Awalnya bunda sering
tidak sabar saat menghadapi Kanaya yang kekeuh gumeukeuh sureukeuh
dengan keinginannya, tapi alhamdulillah karena sering dicoba terus
sekarang Kanaya sudah mulai terbiasa dengan metode yang bunda
terapkan ini. Intinya ya cuma satu, sang emak kudu sabaaaar sesabar
sabarnya.
Nah ini dia beberapa
cerita tentang negosiasi dengan Kanaya
Suatu saat bunda ajak
Kanaya ke toko sepatu, karena sepatunya yang lama sudah kekecilan.
Biasanya Kanaya hanya duduk lalu bunda yang pilih sepatu, setelah itu
dicoba di kakinya, kalau muat langsung bayar ke kasir. Tapi kali
ini, Kanaya ingin memilih sendiri sepatu yang disukainya. Dia
mengelilingi rak sepatu, mengambil yang menarik untuknya, lalu bilang
“Aku mau yang ini bun“ . Setelah bunda lihat harganya,
langsung berasa kepengen ngekepin dompet :). Saat bunda tawarkan
sepatu yang lainnya dia menolak sambil merengek. Selama ini belum
pernah kejadian sih dia tantrum di mall, tapi kalau melihat
tanda-tanda dia bertahan dengan keinginannya, bunda jadi khawatir
juga. Akhirnya bunda jongkok, mensejajarkan wajah dengan wajahnya
sambil berkata lembut,
Nay, sepatu ini
harganya mahal sekali, saat ini bunda enggak punya uang banyak.
Yaaah
, tapi aku maunya sepatu yang gambar ini bun.
Maaf ya nak, lain kali
kita beli sepatu ini kalau uang bunda cukup. Sekarang kita cari yang
lain yuk yang mirip-mirip tapi uang bunda cukup untuk membelinya.
Alhamdulillah dia
menurut, dan kami sama-sama mencari sepatu yang lain. Sebenarnya
bunda sedih sih tidak bisa menuruti keinginannya tapi sisi yang lain
bunda juga ingin Kanaya belajar bahwa tidak semua keinginan harus
terpenuhi.
Sedihnya bunda
tergantikan dengan senyum saat melihat wajah Kanaya senang karena
punya sepatu baru meskipun tidak sama persis dengan pilihannya yang
pertama. Saat bunda tanya, Kanaya senang sama sepatu ini? Dia
menggangguk dan berkata, nanti kalau uang bunda sudah cukup kita
beli sepatu yang tadi ya bun?. Langsung bunda peluk tubuh
mungilnya sambil bilang, insya Allah.
Sejak kejadian di toko
sepatu itu, sekarang Kanaya sering mendahului dengan kalimat. kalau
bunda punya uang, …...... baru menyebutkan keinginannya.
Negosiasi selanjutnya,
Suatu saat bunda sedang
membaca Al Quran dan Kanaya bermain masak-masakan. Tiba-tiba dia
mendekat dan menarik narik tangan memaksa bunda berperan jadi
pembeli. Sebenarnya bisa saja bunda langsung menutup Al Quran dan
menuruti keinginannya, tapi bunda berpikir ini lah saatnya
mengajarkan dia untuk belajar menahan keinginan. Bunda bilang
padanya, Nay, bunda mau main sama Kanaya, nanti bunda jadi
pembelinya ya? Tapi Kanaya tunggu sebentaaaaar lagi ini bunda lagi
baca Al Quran hampir selesai kok, setelah itu kita main sama-sama ya.
Bunda menunjukkan ayat Al Quran yang sedang bunda baca dan akan
selesai kira-kira beberapa ayat lagi. Kanaya tampaknya masih belum
menerima alasan bunda, jadi bunda malah ajak dia menyimak bacaan Al
Quran. Setelah selesai, bunda langsung bilang, Nah, sekarang bunda
sudah selesai, ayo kita main.
Kejadian ini ternyata
sangat membekas di ingatannya. Pada hari yang lain saat melihat bunda
sedang tilawah, dia mendekati dan berbisik, bunda sudah sampai
mana bacanya?. Bunda jawab, sampai sini nak, memang kenapa?.
Dia tanya lagi selesainya sampai mana? Bunda menunjuk barisan
ayat Al Quran. Oooh, nanti kalau sudah selesai baca Al Qurannya,
main sama aku yah bun, kita main ibu-ibuan. Siiiip.
Ternyata bernegosiasi
dengan si 4 tahun ini sangat mengasyikan lho. meskipun harus
berpikir kreatif bagaimana caranya supaya Kanaya tidak tertekan,
enjoy tapi aturan tetap bisa diterapkan. Semoga negosiasi yang kita
bangun lancar jaya ya nak.....