Kanaya dan 'Sibling Rivalry'

Selasa, 15 November 2016


Sibling Rivalry adalah perasaan tidak nyaman yang ada pada anak berkaitan dengan kehadiran orang asing yang semula tidak ada (dalam hal ini adalah saudara yang dilahirkan oleh ibunya yang dianggap mengancam posisi anak sebelumnya, ditujukan dengan perasaan iri hati) http://www.psychologymania.com/2013/01/pengertian-sibling-rivalry.html


Sewaktu Kanaya belum punya adik, dia sering bilang ingin sekali punya adik. Kadang perut bunda di elus elus, kapan sih aku punya adik bun?. Alhamdulillah beberapa bulan kemudian bunda hamil dan sudah bisa ditebak bagaimana senangnya dia saat tahu akan ada adik yang menemani.

Bunda hamil usia tiga bulan, tiba-tiba dia bilang, bun aku enggak usah punya adik aja, karena nanti kalau aku belajar pasti adik acak-acak kertas dan pensilku. Tapi itu tidak lama, beberapa hari kemudian dia bilang, kapan adik lahir aku sudah enggak sabar pengen ketemu adik. Akhirnya bunda tanya, sebenernya Kanaya ingin punya adik atau tidak ya, dia jawab, pengen banget. Dari beberapa kali perbincangan dengannya, bunda menangkap pemikiran Kanaya bahwa punya adik itu antara menyenangkan dan menyebalkan. Di saat-saat seperti itulah biasanya ayah dan bunda mengkondisikan supaya dia siap menjadi Kakak dan meyakinkannya bahwa kasih sayang juga perhatian ayah bunda tidak akan berubah.

Jreng... jreng... dan si adikpun lahir.

Hari pertama, kedua dan ketiga Kanaya masih takjub dengan keberadaan bayi mungil di rumah kami. Setiap bunda menyusui dia mendampingi, sigap mengambilkan popok, bersikap lebih tenang dan sepertinya sedang memposisikan diri, saya seorang kakak yang melindungi adiknya. Bunda pikir kekhawatiran Kanaya akan iri dengan adiknya tidak terbukti.

Beberapa hari kemudian ternyata drama pun baru dimulai. Kanaya yang sebelumnya mudah diberi pengertian jadi pembangkang. Ngapain sih bunda gendong-gendong adik melulu? Protesnya. Saat bunda minta dia tidak bicara terlalu keras karena si adik sedang tidur, malah volume suaranya ditambah. Kadang dia masuk ke kamar dan cium cium adiknya saat adik terlelap, padahal bunda penuh perjuangan menidurkan adik yang seharian rewel. Kadang dia naik ke kasur dan berlarian di atas kepala adik yang tidur, kalau dilarang dia langsung teriak sekencang kencangnya sambil melempar barang-barang yang ada di dekatnya. Biasanya bisa mandi dan ganti baju sendiri, sekarang minta dimandikan dan dilayani keperluannya. Bunda berusaha sabar tapi kadang kelepasan juga memarahinya.

Sebenarnya bunda sudah memprediksi Kanaya pasti akan cemburu dengan adiknya, apalagi dia biasa sendiri selama lima tahun dan tiba-tiba harus menyaksikan ayah dan bunda membagi perhatian. Untuk mengatasi hal ini ayah dan bunda sudah berbagi tugas. Setiap saat Kanaya selalu didampingi jika bermain atau belajar supaya dia tidak merasa di acuhkan atau kalau bunda sedang mengurus adik, dia selalu dilibatkan. Ayah dan bunda juga lebih sering memeluknya dan memberikan dia perhatian lebih dari biasanya, tapi sepertinya Kanaya belum sepenuhnya mengerti dan masih cemburu dengan adiknya.

Puncaknya adalah saat suatu hari matanya sering berkedip kedip sambil mulutnya dimajukan. Awalnya bunda tidak terlalu memperhatikan serius, mungkin dia memang sedang berekspresi saja dengan wajahnya. Tapi lama kelamaan kok malah makin menjadi seperti jadi kebiasaan. Setiap beberapa menit matanya berkedip kedip lebih cepat sambil mulut dimajukan. Penampilan yang tidak sedap dipandang mata. Beberapa orang yang bertemu juga sudah mulai bertanya, Kanaya kenapa kok jadi agak aneh.

Akhirnya bunda coba browsing dan kaget saat menemukan artikel bahwa anak-anak yang berperilaku seperti itu merupakan salah satu tanda stres. Bunda langsung memeluk Kanaya dengan perasaan sedih. Tidak menyangka bahwa efek dari sibling rivalry ini menyebabkan Kanaya jadi stres. Meskipun ayah bunda sudah berusaha maksimal untuk selalu memberi perhatian lebih sejak adiknya lahir, tapi ternyata hal ini sangat membekas pada dirinya.

Sejak itu bunda lebih perhatian dengannya, sering memeluknya dan selalu mengingatkan dengan lembut saat Kanaya mulai sering mengedipkan mata dan memajukan bibirnya. Bunda juga ajak dia melihat di depan kaca bagaimana wajahnya saat kebiasaan itu muncul. Bunda terus memotivasi bahwa Kanaya pasti bisa menghilangkan kebiasaan ini dengan cara mengelus mata dan bibirnya saat keinginan untuk mengedip ngedipkan mata itu mulai datang sambil berdoa memohon kepada Allah supaya bisa disembuhkan. Alhamdulillah tidak beberapa lama, kebiasaan ini berangsur angsur hilang, dan setelah sebulan Kanaya sudah normal kembali.

Beberapa bulan setelah kejadian itu muncul lagi kebiasaan baru, dia senang memainkan bibirnya. Bibirnya dipegang dengan tangannya lalu dipelintir ke kanan ke kiri, ke atas ke bawah. Apapun aktivitasnya dia tidak lupa memainkan bibirnya, bahkan saat makanpun dia melakukannya. Bunda coba arahkan supaya dia sibuk dengan aktivitas dan menggunakan tangannya tapi tidak berapa lama tangannya kembali memainkan bibirnya. Haduuuuuuhh..... rasanya nyut nyutan kepala bunda. Sepertinya stresnya belum hilang sepenuhnya.

Bunda berusaha tenang dan tidak memarahinya. Khawatir dia jadi tambah stres kalau dimarahi terus. Bunda mulai lagi langkah langkah saat dia punya kebiasaan mengedip ngedipkan mata, dan selalu bunda bimbing agar Kanaya menyembuhkan dirinya sendiri sambil terus berdoa memohon kepada Allah. Mungkin seperti ini adalah hal yang kecil, tapi menurut bunda apapun kesulitannya mau kecil atau besar, kita tetap harus melibatkan Allah. Alhamdulillah, meskipun butuh waktu yang tidak sebentar, kebiasaan ini pun hilang juga.

Sekarang Kanaya sudah lebih baik dari sebelumnya, kadang dalam beberapa hal dia masih iri dengan adiknya. Tapi ayah bunda selalu berusaha terus memberikan pengertian dan perhatian lebih untuknya. Salah satunya dengan mengarahkannya lebih banyak beraktivitas supaya dia tidak banyak diam. Bunda sudah diskusi dengan beberapa teman, sibling rivalry ini memang sulit dihindari, tinggal bagaimana orang tua bisa bersikap dengan bijaksana. Semoga Allah memberikan kemampuan untuk ayah dan bunda menjadi orangtua yang baik yaa...

*Peluk Kanaya



 

6 Tahun Kanaya

Selasa, 08 November 2016


Alhamdulillah tanggal 20 Oktober 2016 usia Kanaya 6 tahun (postingan yang telat banget)

Jauh hari Kanaya sudah request ingin ulang tahunnya dirayakan di sekolah. Bunda langsung leng geleng geleng kepala. No no no no. Tidak ada pesta ulang tahun, apalagi di sekolah, karena bunda ingin membiasakan Kanaya untuk tidak merayakan ulang tahun dengan kemeriahan. Selain itu bunda si mamak anti repot dan ogah mumet sudah membayangkan acara seperti itu bakalan riweuh.

Bagaikan politikus yang suka lobby sana lobby sini, Kanaya pun mulai melobby mbahnya. Awalnya sih bunda masih keukeuh ya dengan pendirian, tapi lama kelamaan karena gencar di kipas kipasi mbah akhirnya luluh juga. Yaaak inilah emak-emak galau kurang istiqomah dan gampang baper. Apalagi disuguhi foto Kanaya melongo di barisan paling depan saat ada temannya yang ulang tahun di sekolah. Dramatisir banget dah, si cucu kesayangan ini memang kepengen banget merasakan potong kue ulang tahun di depan teman-temannya, begitu rayu mbahnya. Diskusi panjang lebar dengan mbah dan ayahnya Kanaya, disepakati ulang tahun ini tujuan utamanya bukan untuk hura-hura tapi mengajarkan berbagi dengan teman-teman Kanaya dan acara dibuat sesederhana mungkin. Acara ulang tahun seperti ini juga untuk terakhir kalinya, hanya untuk memberikan pengalaman yang sangat menyenangkan untuknya.



Dua minggu sebelum hari H dimulailah kerempongan itu. Meskipun niatnya sederhana yaah tetap lah tidak lepas dari urusan ini itu. Mulai lah bunda berpikir untuk cari tas, isi goodie bag, kue ulang tahun dll. Enggak pakai tema apapun, kalau anak-anak kan yang penting bisa makan kue tart dan pulang nenteng goodie bag, wajah mereka sudah cerah ceria.

Untuk kue ulang tahun rencana awalnya mau bikin sendiri, sok pinter banget yah, bikin bolu aja sering bantet, untung tantenya Kanaya langsung menyadarkan bunda dari impian yang kelewat tinggi itu. Akhirnya pesan di toko kue, pilih-pilih gambar karakternya, pesan, bayar, besoknya udah jadi. Taraaaa... *dadah dadah sama oven dan loyang







Untuk isi goodie bag, juga sederhana saja, nasi kuning, donut meses, puding, susu, biskuit coklat, wafer, coco crunch. Tidak ada chiki dan permen, khawatir Kanaya yang peka banget sama dua makanan ini ikut nyicipin juga.  Donutnya pesan di mbak penjual kue keliling, pudingnya dibuat malam sebelum hari H dan yang paling bikin drama adalah saat membuat nasi Kuning. Bunda kepengen banget bikin bento untuk nasi kuningnya, tapi kelupaan sekarang punya bayi 7 bulan yang kalau lihat bunda maunya nempeeeel terus. Akhirnya bikin yang paling sederhana aja, cetak wortel kukus dengan cetakan huruf dengan tulisan Kanaya, isinya nugget, dan telur dadar diiris. Cuma bikin begini doang tapi ternyata butuh waktu dan konsentrasi luar biasa, apalagi Kaysan sudah berkali kali merengek minta digendong. Gimana mau usaha catering nasi box bento ini yah. *elapkeringetpakekanebo

efek kamera kali yah nasi kuningnya jadi kelihatan putih
Selesai urusan nasi kuning, alhamdulillah mamanya Nawfal dan bunda Tirta (temannya Kanaya) datang dengan niat membantu. Mereka kebagian kerjaan membereskan goodie bag dan mengangkutnya ke sekolahan. Makasih banget para mommy yang sudah bantu-bantu mengatasi kerempongan ini. *Kecup buibu cantik satu persatu.



Sampai sekolahan langsung acara dimulai. Tidak boleh ada tiup lilin, hanya doa yang dipimpin bu guru dan bunda kasih tambahan doa juga buat Kanaya. Sebelum potong kue, teman-teman memberi hadiah untuk Kanaya berupa hafalan surat-surat pendek. Wajah Kanaya sumringah, cerah, cengar cengir, kelihatan sekali kalau dia sangat senang.

Alhamdulillah, semoga Kanaya jadi anak solehah, yang lembut hatinya, cerdas, berkarakter mulia dan selalu memberi manfaat buat orang lain ya nak....







my everything

my everything
kanaya almira hasna. Diberdayakan oleh Blogger.