Suatu hari, bunda dibuat
terkejut dengan keluhan Kanaya yang memegangi pipinya, ….gigi
aku sakit nih nda... Waduh, sekecil Kanaya sudah mengeluh sakit
gigi? Sewaktu bunda periksa giginya, masya Allah ternyata ada
giginya yang bolong. Selama ini bunda hanya memperhatikan dua gigi
depannya yang keropos, tapi gigi gerahamnya luput dari perhatian.
Padahal Kanaya termasuk
rajin sikat gigi sebelum tidur dan saat mandi. Kemungkinan besar
giginya rusak karena dia sering mengemut saat makan dan minum susu
sebelum tidur tanpa minum air putih. Kanaya juga beberapa kali makan
permen dan coklat meskipun bunda sudah cegah dengan berbagai cara.
Sedih rasanya melihat
Kanaya mengeluh sakit gigi. Segera bunda mengunjungi mbah dukun
google mencari dokter gigi anak yang praktek di hari sabtu supaya
bunda tidak perlu cuti. Awalnya agak bingung dengan banyaknya
spesialis dokter gigi. Bunda teringat dengan mba Thia blogger yang juga dokter gigi, untuk menanyakan tentang dokter gigi anak. Ternyata
namanya pedodonti, yaitu dokter gigi specialis anak.
Akhirnya bunda daftar via
telpon ke RSIA di Bekasi. Alhamdulillah dapat nomor 4 jadi Kanaya
tidak terlalu lama menunggu. Urusan daftar sudah selesai, sekarang
yang harus dipikirkan adalah bagaimana caranya supaya Kanaya tidak
menolak diajak ke dokter gigi. Selama ini kalau dibawa masuk ke
ruangan dokter, baru sampai pintunya saja dia sudah menangis. Apalagi
ini dokter gigi dengan peralatan yang agak menyeramkan.
Bunda menghypno Kanaya
sebelum tidur dan disaat dia sedang terlihat senang. Permainan di
rumah pun diarahkan bermain dokter-dokteran. Bunda jadi dokter dan
Kanaya jadi pasien sambil terus memberikan kata-kata positif tentang
dokter gigi. Bunda juga selalu menceritakan tentang suasana di dalam
ruangan dokter melalui buku Halo Balita Aku Berani ke Dokter. Di buku
itu diceritakan tentang seorang anak yang sakit gigi dan tidak takut
saat harus diperiksa giginya.
credit |
Saat hari sabtu tiba,
justru bunda yang gugup, karena khawatir Kanaya menangis saat berada
di dalam ruangan dokter atau menolak membuka mulutnya saat diperiksa.
Tapi Kanaya malahan terlihat riang karena memang dia selalu senang diajak
bepergian. Sejak bangun tidur dia sudah menagih, “ ayo nda kita
ke dokter gigi... “
Sampai di Rumah Sakit, bu
Dokter belum datang. Untungnya bunda membawakan Kanaya banyak buku,
termasuk buku Halo Balita Aku Berani ke Dokter Gigi. Jadi, sambil
menunggu bunda terus saja menghypno Kanaya dan membacakannya buku
cerita supaya dia tidak bosan.
Ternyata pasien nomor 2
dan 3 belum datang, jadi Kanaya dipanggil setelah pasien nomor 1
selesai. Kanaya masuk ruangan dokter dengan menenteng buku Halo
Balita, mungkin buku itu menjadi sumber keberanian Kanaya menemui
dokter, hehehehe.... Saat kami masuk, bu dokter masih sibuk mencatat
dan Kanaya dipersilahkan duduk di kursi periksa. Bunda tawarkan
apakah Kanaya mau duduk sendiri atau dipangku bunda? Dia memilih
dipangku bunda. Sambil menunggu bu dokter, ayah menyarankan kami
berfoto dulu supaya emaknya kami tidak tegang. Tetep yaaa narsis
dimanapun berada. Xixixi..
Alhamdulillah, diluar
dugaan Kanaya tidak menangis dan saat bu dokter memintanya membuka
mulut dia mau menurut. Tentu saja bundanya ikut cerewet menyemangati dan memberinya pujian. Lucunya saat diminta berkumur dari
gelas seperti wadah air mineral, dia menelan airnya karena mengira
air minuman.
Gigi Kanaya langsung
ditambal saat itu juga, dan tidak memerlukan waktu yang lama. Sekitar
10 menit kami sudah bisa meninggalkan ruangan. Sebelum keluar, Kanaya
sempat membuka dulu buku Halo Balitanya dan menunjukkan gambar dokter
gigi di buku yang ternyata mirip dengan bu Dokter sungguhan. Bu
dokter yang ramah sampai tertawa saat Kanaya menunjukkan gambar
tersebut.
Sewaktu sudah di luar
ruangan, Kanaya berhenti dulu untuk bilang, bunda aku hebat deh
berani ke dokter gigi.... Iya nak, Ayah dan bunda bangga sama
Kanaya. Maafkan bunda ya tadi sempat meragukan keberanianmu.
Hadiahnya seperti yang ayah dan bunda janjikan kita langsung menuju
playground untuk bermain sepuasnya....
Meskipun pengalaman
pertama ke dokter gigi ini Kanaya sudah berani, mudah-mudahan kami
tidak lagi berkunjung ke sana yaaa...