Calon Adik

Rabu, 30 September 2015


Alhamdulillah

Impian Kanaya untuk punya adik akan terwujud. Insya Allah

Cerita tentang kehamilan bunda bisa dibaca di sini ya. Postingan di blog ini akan bercerita dari sisi Kanaya saja.

Sejak usia 3 tahun Kanaya selalu bertanya kapan aku punya adik bun?aku kepengen punya adik . Atau saat kami tidur-tiduran dia bisanya bertanya sambil mengelus perut bunda, kok perut bunda gendut? Ini isinya adik ya? Si bunda senyum-senyum malu sambil bilang, bukan nak, perutnya gendut karena kekenyangan abis makan kurang olahraga.

Saat bunda tahu hamil, sengaja bunda tidak sampaikan kabar gembira ini secara langsung. Hanya saat ngobrol bunda tanya, Kanaya senang enggak kalau punya adik? Dia hanya mengangguk. Ternyata pertanyaan ini dia anggap sebagai pertanda bahwa bunda hamil . Saat sepupunya datang dia langsung buat pengumuman bahwa sebentar lagi akan punya adik karena sekarang bundanya hamil.

Untuk panggilan kakak sebenarnya sudah tidak asing lagi bagi Kanaya karena semua sepupunya dari keluarga bunda memanggilnya kakak. Jadi dia sudah langsung memposisikan diri sebagai kakak. Terlihat sekali Kanaya merasa senang bunda hamil. Setiap hari dia mengelus bunda sambil bilang, adek di dalam sana lagi ngapain, ini kakak dek, ini tangan kakak (sambil tangannya diletakkan di perut bunda)

Kanaya juga jadi pengawas bunda setiap bunda mau makan. Awas ya bun, jangan makan yang pedas-pedas nanti adekku di dalam perut kepedesan.

Di tengah kegembiraannya ini, pernah Kanaya tiba-tiba bilang, bun aku enggak usah punya adik aja deh, biarin aku sendirian ajah. Soalnya nanti kalau adikku lahir trus aku lagi belajar pasti dia ngacak-ngacak pensilku, bukuku di robek robek.

Haduuuuh, bunda enggak menyangka dia punya pikiran seperti itu. Tapi resahnya tidak lama karena bunda bilang nanti kalau Kanaya mau belajar, bisa di lantai atas , bunda jagain adik di bawah. :)))

Beberapa saat setelah menyampaikan galaunya, dia kembali berceloteh, nanti kalau adik lahir aku yang mandikan, aku yang nyuapin, kalau dia mau naik tangga aku gendong supaya dia enggak naik ke atas. Sambil mempraktekkan menggendong bayi. Pokoknya nanti kalau ayah bunda kerja aku yang jagain adik. So sweeeeet

Dan yang paling mengharukan bagi bunda adalah setelah selesai sholat dia mendoakan dengan bahasanya sendiri semoga bunda sehat dan adek bayi juga sehat. Aamiin, semoga Allah mengijabah doa-doamu ya nak...




 

Kanaya dan Sepupunya

Selasa, 22 September 2015


Lebaran tahun ini, Kanaya tidak mudik ke rumah nenek di Palembang, tapi Alhamdulillah sepupunyayang di Palembang malah berlebaran di rumah Kanaya. Jauh hari sebelum mereka datang Kanaya sudah nampak senang mendengar berita ini. Bunda sampai memastikan apakah benar nanti Kanaya mau bermain bersama mereka karena sebelumnya kalau bertemu dengan sepupu-sepupunya di Palembang, Kanaya memilih duduk merapat dengan ayah dan bunda. Meskipun sudah dibujuk rayu dia tetap tidak mau berbaur. Makanya saat dia bilang, aku ga sabar deh bun pengen ketemu kak Sely dan Zahra, bunda agak kaget juga mendengarnya.

Benar dugaan Bunda, saat sepupunya sudah datang, Kanaya malah menempel terus ke Bunda menolak untuk bermain bersama. Dia masih terlihat malu-malu dan hanya melirik lirik saja, padahal sepupunya sudah cerewet mengajaknya bermain. Tapi itu hanya berlangsung sebentar saja, sikap Kanaya mulai mencair saat sepupunya bertanya-tanya tentang buku-buku Kanaya yang ada di rak buku. Bunda perhatikan dia antusias menurunkan semua buku di rak untuk menjelaskan satu persatu. Setelah itu, nyaris tidak terpisahkan, kemana saja sepupunya pergi Kanaya pasti mengikuti. Senangnya punya teman bermain yaa, biasanya hanya sendirian saja.





Satu lagi yang membuat bunda kaget, Kanaya mau tidur bersama-sama dengan sepupunya di kamar yang terpisah dari bunda. Baru kali ini dia tidur bersama orang lain tanpa didampingi. Sepertinya dia ingin menikmati kebersamaan dengan sepupunya. Seharian mereka bermain, bercanda dan melakukan berbagai aktivitas bersama. Hanya satu yang belum tertular, masalah makan. Saat para sepupu makan dengan lahap, seperti biasa dia hanya ikut-ikutan minta makan sendiri tanpa disuapi dan hanya sedikit yang berhasil masuk ke perut. Duh padahal bunda berharap dengan melihat sepupunya makan dengan lahap, Kanaya ikut termotivasi juga.

Saat kami berkunjung ke Kuningan, bertambah lagi keramaian karena Kanaya bergabung dengan sepupunya yang lain. Seperti biasa, awalnya malu-malu tapi karena tertarik dengan berbagai permainan, akhirnya Kanaya mau bergabung. Bahkan dia tidak menangis saat bunda tinggal untuk berziarah ke makam orang tua yang lokasinya agak jauh. Bunda sampai menelepon ke tantenya beberapa kali memastikan dia tidak mencari bundanya. Laporan tantenya, Kanaya senang bersama para sepupu dan lagi-lagi semuanya bingung karena hanya Kanaya yang tidak mau makan.




Meskipun dengan sepupunya di Palembang dan di Kuningan ini jarang bertemu, tapi alhamdulillah pertemuan saat lebaran itu memberikan kesan tersendri untuknya. Beberapa kali dia menyampaikan keinginan untuk bisa bertemu mereka lagi. Insya Allah nanti kita bisa berkumpul lagi dengan sepupu Kanaya yaaa....



 

my everything

my everything
kanaya almira hasna. Diberdayakan oleh Blogger.