Sibling
Rivalry adalah
perasaan tidak nyaman yang ada pada anak berkaitan dengan kehadiran
orang asing yang semula tidak ada (dalam hal ini adalah saudara yang
dilahirkan oleh ibunya yang dianggap mengancam posisi anak
sebelumnya, ditujukan dengan perasaan iri hati)
http://www.psychologymania.com/2013/01/pengertian-sibling-rivalry.html
Sewaktu
Kanaya belum punya adik, dia sering bilang ingin sekali punya adik.
Kadang perut bunda di elus elus, kapan sih aku punya adik bun?.
Alhamdulillah beberapa bulan kemudian bunda hamil dan sudah bisa
ditebak bagaimana senangnya dia saat tahu akan ada adik yang
menemani.
Bunda
hamil usia tiga bulan, tiba-tiba dia bilang, bun aku enggak usah
punya adik aja, karena nanti kalau aku belajar pasti adik acak-acak
kertas dan pensilku. Tapi itu tidak lama, beberapa hari kemudian
dia bilang, kapan adik lahir aku sudah enggak sabar pengen ketemu
adik. Akhirnya bunda tanya, sebenernya Kanaya ingin punya adik
atau tidak ya, dia jawab, pengen banget. Dari beberapa kali
perbincangan dengannya, bunda menangkap pemikiran Kanaya bahwa punya
adik itu antara menyenangkan dan menyebalkan. Di saat-saat seperti
itulah biasanya ayah dan bunda mengkondisikan supaya dia siap menjadi
Kakak dan meyakinkannya bahwa kasih sayang juga perhatian ayah bunda
tidak akan berubah.
Jreng...
jreng... dan si adikpun lahir.
Hari
pertama, kedua dan ketiga Kanaya masih takjub dengan keberadaan bayi
mungil di rumah kami. Setiap bunda menyusui dia mendampingi, sigap
mengambilkan popok, bersikap lebih tenang dan sepertinya sedang
memposisikan diri, saya seorang kakak yang melindungi adiknya. Bunda pikir kekhawatiran Kanaya akan iri dengan adiknya tidak terbukti.
Beberapa
hari kemudian ternyata drama pun baru dimulai. Kanaya yang sebelumnya mudah diberi
pengertian jadi pembangkang. Ngapain sih bunda gendong-gendong
adik melulu? Protesnya. Saat bunda minta dia tidak bicara terlalu
keras karena si adik sedang tidur, malah volume suaranya ditambah.
Kadang dia masuk ke kamar dan cium cium adiknya saat adik terlelap,
padahal bunda penuh perjuangan menidurkan adik yang seharian rewel.
Kadang dia naik ke kasur dan berlarian di atas kepala adik yang
tidur, kalau dilarang dia langsung teriak sekencang kencangnya sambil
melempar barang-barang yang ada di dekatnya. Biasanya bisa mandi dan
ganti baju sendiri, sekarang minta dimandikan dan dilayani
keperluannya. Bunda berusaha sabar tapi kadang kelepasan juga
memarahinya.
Sebenarnya
bunda sudah memprediksi Kanaya pasti akan cemburu dengan adiknya,
apalagi dia biasa sendiri selama lima tahun dan tiba-tiba harus
menyaksikan ayah dan bunda membagi perhatian. Untuk mengatasi hal
ini ayah dan bunda sudah berbagi tugas. Setiap saat Kanaya selalu
didampingi jika bermain atau belajar supaya dia tidak merasa di
acuhkan atau kalau bunda sedang mengurus adik, dia selalu dilibatkan.
Ayah dan bunda juga lebih sering memeluknya dan memberikan dia
perhatian lebih dari biasanya, tapi sepertinya Kanaya belum
sepenuhnya mengerti dan masih cemburu dengan adiknya.
Puncaknya
adalah saat suatu hari matanya sering berkedip kedip sambil mulutnya
dimajukan. Awalnya bunda tidak terlalu memperhatikan serius, mungkin
dia memang sedang berekspresi saja dengan wajahnya. Tapi lama
kelamaan kok malah makin menjadi seperti jadi kebiasaan. Setiap
beberapa menit matanya berkedip kedip lebih cepat sambil mulut
dimajukan. Penampilan yang tidak sedap dipandang mata. Beberapa orang
yang bertemu juga sudah mulai bertanya, Kanaya kenapa kok jadi agak
aneh.
Akhirnya
bunda coba browsing dan kaget saat menemukan artikel bahwa anak-anak
yang berperilaku seperti itu merupakan salah satu tanda stres. Bunda
langsung memeluk Kanaya dengan perasaan sedih. Tidak menyangka bahwa
efek dari sibling rivalry ini menyebabkan Kanaya jadi stres. Meskipun
ayah bunda sudah berusaha maksimal untuk selalu memberi perhatian
lebih sejak adiknya lahir, tapi ternyata hal ini sangat membekas pada
dirinya.
Sejak
itu bunda lebih perhatian dengannya, sering memeluknya dan selalu
mengingatkan dengan lembut saat Kanaya mulai sering mengedipkan mata dan
memajukan bibirnya. Bunda juga ajak dia melihat di depan kaca
bagaimana wajahnya saat kebiasaan itu muncul. Bunda terus memotivasi
bahwa Kanaya pasti bisa menghilangkan kebiasaan ini dengan cara
mengelus mata dan bibirnya saat keinginan untuk mengedip ngedipkan mata itu
mulai datang sambil berdoa memohon kepada Allah supaya bisa
disembuhkan. Alhamdulillah tidak beberapa lama, kebiasaan ini
berangsur angsur hilang, dan setelah sebulan Kanaya sudah normal
kembali.
Beberapa
bulan setelah kejadian itu muncul lagi kebiasaan baru, dia senang
memainkan bibirnya. Bibirnya dipegang dengan tangannya lalu
dipelintir ke kanan ke kiri, ke atas ke bawah. Apapun aktivitasnya
dia tidak lupa memainkan bibirnya, bahkan saat makanpun dia
melakukannya. Bunda coba arahkan supaya dia sibuk dengan aktivitas
dan menggunakan tangannya tapi tidak berapa lama tangannya kembali
memainkan bibirnya. Haduuuuuuhh..... rasanya nyut nyutan kepala
bunda. Sepertinya stresnya belum hilang sepenuhnya.
Bunda berusaha tenang dan tidak memarahinya. Khawatir dia jadi
tambah stres kalau dimarahi terus. Bunda mulai lagi langkah langkah
saat dia punya kebiasaan mengedip ngedipkan mata, dan selalu bunda
bimbing agar Kanaya menyembuhkan dirinya sendiri sambil terus berdoa
memohon kepada Allah. Mungkin seperti ini adalah hal yang kecil, tapi
menurut bunda apapun kesulitannya mau kecil atau besar, kita tetap
harus melibatkan Allah. Alhamdulillah, meskipun butuh waktu yang
tidak sebentar, kebiasaan ini pun hilang juga.
Sekarang
Kanaya sudah lebih baik dari sebelumnya, kadang dalam beberapa hal
dia masih iri dengan adiknya. Tapi ayah bunda selalu berusaha terus
memberikan pengertian dan perhatian lebih untuknya. Salah satunya dengan mengarahkannya lebih banyak beraktivitas supaya dia tidak banyak diam. Bunda sudah
diskusi dengan beberapa teman, sibling rivalry ini memang sulit
dihindari, tinggal bagaimana orang tua bisa bersikap dengan
bijaksana. Semoga Allah memberikan kemampuan untuk ayah dan bunda
menjadi orangtua yang baik yaa...
*Peluk
Kanaya
9 comments
Ko sedih ya baca ini, anak2 saya jg seperrinya ada masalah sibling rivalry. Kakanya sering bgt ngambek dan nangis sampe tantrum pdhl udah 9 thn mungkin karena perasaan cemburu sm adiknya dan sy kurang memperhatian kebutuhannya :(
Fai yang udah mau 10 tahun aja masih suka iri ama adiknya kok Bun, insya allah lama2 kanaya paham ya kalau Bundnya sayang dua2nya
Anak2 memang seperti itu karena perhatian kita jadi terbagi hehe... Sy anak lima selalu begitu cara terbaik memang mengikutkan si kaka dalam prosesnya seperti ikut memandikan dengan memintanya membantu mempersiapkan segala sesuatunya.
Blognya sdh sy follow..folbek ya Mak.. Makasih :)
Kakak kanaya pinteeer.. In Shaa Allah makin lama pasti makin ngerti dengan kehadiran adiknya dan makin sayang juga sama adiknya ya maaaakk.. Aaamiin
@Kanianingsihsebisa mungkin kita bersikap adil terhadap anak-anak ya mbak, tapi kadang anak merasa dibedakan
@fitri anitadalam hubungan adik kakak akan selalu ada seperti itu yah bun
@Ida Tahmidahiya mbak, kudu sabar sabar ortunya, insya Allah folbek yaa
@Adriana Dianbiasanya sih sayang banget mbak sama adiknya tapi kadang waktu tertentu sering timbul iri juga
Kanaya Ayo Semagaaaat!!!!!
Posting Komentar
terima kasih untuk kunjungannya ke blog Kanaya, semoga bermanfaat dan menjadi inspirasi yaaaa.......