Celoteh Kanaya

Selasa, 24 Maret 2015

Ayah, bunda dan Kanaya di tempat tidur. Posisi Kanaya ada di tengah.
Nay     : bunda udah mandi?
Bunda : udah dong
Nay     : kok bau
Bunda : *gigitgigitbantal

Nay beralih menghadap ayah
Nay      : iih ayah bau juga
Ayah     : *nyengirganteng
Bunda   : naya juga bau
Nay       : yeeaah... kita bertiga bauuu horeeeee *ekspresigirang


*****


Suatu pagi Kanaya tiba tiba berceloteh melihat ayah dan bunda sibuk masing-masing
Nay     : tugas bunda masak, naah tugas ayah nge cat
Bunda : trus tugas naya ngapain?
Nay     : tugasku....... maiiiin !!!
*Cakeeeeuuup dah

******

Bunda  : mau kemana nay ( tetiba pakai sandal)
Nay      : ke jonggol
Bunda  : dari mana ( pulang main)
Nay      : dari jonggol
Bunda   : buku yang bunda baca kemarin ada dimana ya
Nay       : di...... jonggol
* ngelus dada pijet kening

*******
Nay    : bun, 10 ditambah 10 itu berapa
Bunda : 20
Nay     : pinteeeer *ngasih jempol. Kalau 11 tambah 11 berapa ?
Bunda : 22
Nay     : Salaaaah, yang bener 4
Bunda : Lhooo....
Nay     : coba sini jari bunda bikin angka 11, mengarahkan jari telunjuk kanan disejajarkan dengan jari telunjuk kiri. Kemudian jarinya juga menunjukkan 1 jari kanan dan 1 jari kiri disejajarkan. Kita hitung ya... 1.2.3.4, tuuuh kaaan 11 tambah 11 itu 4.

*hmmmm.......

*******

Bunda : ayo tebak binatang apa aja yang bisa terbang
Nay     : jerapah dan koala
Bunda : lhoo... jerapah dan koala kan ga punya sayap.
Nay    : punya dooong, nanti sayapnya akan muncul dari sini (menunjuk pinggang kanan kiri) setelah itu baru deh terbang

*ternyata burung terlalu mainstream untuk binatang yang bisa terbang



5 Hal Tentang Blog Dija

Senin, 23 Maret 2015


Bismillah

Bunda dan Kanaya mau ikutan ah syukurannya Dija yang ke lima tahun. Alhamdulillah sudah lima tahun ya Dija yang cantik. Bunda dan Kanaya tidak pernah bosan lho mampir ke blognya Dija. Seruuuuu dan selalu ada cerita-cerita menarik. Nah, ini dia lima hal yang paling disukai dari blog Dija

1. Blog Dija penuh Inspirasi
Pertama kali saat berkunjung ke blog Dija, jujur saja bunda tidak bisa menahan tangis membaca kisah Dija lahir ke dunia. Maafkan ya kalau membaca hal ini tante Elsa dan Dija jadi sedih. Tapi kondisi Dija ini pasti memberi banyak inspirasi bagi pembacanya. Bunda jadi banyak belajar dari blog Dija, terutama tentang ketegaran dan kesabaran.

2. Foto-foto yang indah
Jempol buat tante Elsa yang banyak menyuguhkan hasil foto yang berkualitas. Foto-foto Dija jadi menarik dan betah berlama lama melihatnya. Apalagi Dija yang memang sudah cantik terlihat ekspresif saat di foto. Kereeeeeen banget.

3. Informasi tentang tumbuh kembang balita
Usia Dija tidak berbeda jauh dengan Kanaya hanya terpaut tujuh bulan saja. Jadi informasi tentang perkembangan Dija bisa menjadi ilmu juga buat bunda dalam membesarkan Kanaya. Salut dengan tante Elsa yang selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk tumbuh kembangnya Dija.

4. Today I'm Wearing
Hal lain yang juga menarik dari blog Dija adalah pakaian yang dipakai Dija terutama yang dijahit sendiri oleh tante Elsa. Ngiriiiiiiii.... kapan yah bunda bisa jahit baju Kanaya sendiri. Suka deh cara tante Elsa memilihkan model dan warna pakaian Dija, membuatnya jadi tampil lebih ceria. Gemeeeees.

5. Dija dan keluarga
Postingan di blog Dija yang juga membuat terharu adalah cerita tentang Dija bersama, tante, ayah, dan kakak-kakak Dija yang ganteng. Meskipun tidak banyak ceritanya tapi justru dari foto-foto kebersamaan itu sudah menceritakan banyak hal.

Dija, selamat ulang tahun ya, semoga Dija tumbuh jadi anak yang solehah, sehat dan semakin cerdas. Bunda dan Kanaya selalu mendoakan Dija dari jauh. Meskipun kita belum pernah bertemu, tapi terasa seperti sudah dekat sekali dengan tante Elsa dan Dija. Semoga suatu saat Allah mempertemukan kita yaa....


 Artikel ini diikutsertakan dalam Giveaway Syukuran 5 Tahun

 








Demam Frozen

Selasa, 17 Maret 2015

Hampir semua anak-anak saat ini pasti mengenal Frozen, tidak terkecuali Kanaya. Awalnya saat gambar Elsa, Anna dan Olaf ada di mana-mana, Kanaya tidak terlalu peduli, aku engga suka, bajunya enggak sopan, katanya waktu itu.

Lalu suatu hari sepulang bermain dia mulai sering bercerita tentang Elsa, Anna dan Olaf . Ternyata semua teman bermainnya, sangat menyukai karakter di film Frozen ini. Mungkin saat teman-temannya bercerita Kanaya merekam semua pembicaraan mereka dan akhirnya ikut menyukai.

Demam Frozen pun dimulai. Saat bunda ajak dia belanja bulanan, Kanaya berlari ke rak perabotan rumah tangga dan mencari piring bergambar Frozen. Negosiasi sangat alot dan diakhiri dengan kemenangan Kanaya yang berhasil membawa satu buah piring Frozen ke rumah. Dia bilang, makasih ya bunda, nanti aku belikan lagi yah gelas frozen, handuk frozen, tas frozen, baju frozen, pokoknya semuaaaa harus frozen. Waduuuuu ........ Ini kok ya pada pinter banget para produsen menangkap peluang, sampai susu UHT aja sekarang ada yang gambar Elsa.

Pernah juga saat diajak ke Mall, Kanaya senang sekali karena banyak pernak pernik Frozen yang dijual dan bundanya merasa masuk ke dalam jebakan :). Sudah bisa ditebak kan ya bagaimana endingnya. Dia minta dibelikan ini itu yang harganya lumiyinlah. Setelah negosiasi yang panjang akhirnya diambil kesepakatan Kanaya boleh membeli hanya satu barang saja. Bunda berikan dia kesempatan memilih yang paling diinginkan. Emaknya menunggu sambil  komat kamit semoga yang dipilih tidak mahal :). Bunda perhatikan banyak juga orangtua yang terlibat negosiasi panjang dengan anaknya gara-gara merchandise Frozen. 

hadiah boneka Elsa dari tantenya

 Tapi.... dari huru hara demam Frozen ini yang paling repot itu saat Kanaya minta dibuatkan juga bentonya. Demi si anak mau makan, bunda berusaha membuatkan meskipun bingung bikinnya gimana. Terbayang mungkin bunda bisa membuat bento karakter Anna. Sedari awal pembuatan, Kanaya sudah mewanti wanti, rambutnya warna coklat lho bun. Berhubung yang ada di lemari hanya mie telor keriting ya sudahlah gunakan yang ada saja. Betapa rempongnya yah mengepang rambut dari mie, apalagi ketambahan Kanaya minta pangku segala saat pengerjaannya. Hadeeeuh. Mata bunda sudah beberapa kali melirik jam karena khawatir telat ngantor.

Akhirnya.... bunda menyerah, beberapa kali gagal mengepang karena mienya pendek-pendek. Bunda usul kepangnya yang cuma satu dijadikan Elsa saja. Kanaya setuju, alhamdulillah meskipun warna dan bentuk rambutnya jadi berbeda. Setelah hampir selesai, Kanaya nyeletuk, rambut Elsa kepangnya di sebelah kanan lho bun bukan di kiri. Eeeeaaa, terpaksa bongkar lagi deh bento yang sudah hampir jadi. Setelah selesai, bunda bilang , yaaah enggak mirip nih. Kanaya membesarkan hati bunda, enggak papa bun, ini juga udah bagus kok. 

Alhamdulillah.... jadilah Elsa Frozen kw2 ala kadarnya. :)))


Frozen ….. oh frozen


Bento untuk Kanaya (4)

Senin, 09 Maret 2015


Bunda sedang bersih-bersih file dan menemukan beberapa bento Kanaya yang lupa belum di pamerkan upload di Blog. Masih jauuuh dari sempurna, karena bunda juga masih terus belajar. Alhamdulillah sebagian besar bento yang dibuat dihabiskan minimal 3/4 atau 1/2 nya. Ini sudah lumayan banget untuk Kanaya yang agak susah makannya. Nah ini dia bento buatan bunda....

nasi hijaunya dari sayur sawi rebus yang dicincang dikasih sedikit lada, garam dan keju.... yummy



Nasi ungunya dari beras ubi ungu yang bunda pesan via online, tapi kayanya Kanaya kurang suka karena nasinya agak wangi wangi gimanaaa gitu.



Hayooo siapa yang bisa nebak, apa yang aneh dari bento ini?......


Bento ini dibuat untuk Azka, anaknya teman bunda yang sekarang jadi berteman juga dengan Kanaya.



Bento yang dibuat tanpa konsep, pokoke bikin secepat mungkin karena bunda sudah nyaris terlambat ke kantor. :))



Bento ikan yang siripnya terbalik



Bento ini juga dibuat mendadak, saat beli nasi kuning dan ada bihunnya, langsung terlintas membuat curly girl.

Bento dengan tulisan Kanaya dari wortel, ini juga karena kehabisan ide , bingung mau bikin bento apalagi, akhirnya jadi seperti ini. :)


Belajar Membaca

Minggu, 01 Maret 2015

Menurut beberapa artikel yang pernah bunda baca, sebaiknya anak usia di bawah lima tahun tidak diajari membaca, menulis dan berhitung karena otak anak-anak belum siap untuk menerima hal-hal kognitif.

Makanya, bunda tidak mengharuskan Kanaya bisa membaca di usianya yang baru 4 tahun ini. Bunda biarkan dia puas bermain, dan aktif bergerak kesana kemari, tanpa harus dibebani dengan kewajiban bisa membaca. Meskipun tetap bunda mengenalkan huruf sambil bermain. Kanaya juga banyak mengenal huruf dari CD Barney yang dia tonton, meskipun akhirnya jadi kesulitan saat mengenalkan huruf dalam versi Indonesia. Untungnya ada CD Diva yang memberikan pengetahuan tentang huruf dalam bahasa Indonesia dengan cara yang menyenangkan.

Suatu hari bunda dibuat kaget saat Kanaya mengeja b u, bu. K u, ku, buku. Bunda pikir dia hanya menghafal saja , tapi saat diminta mengeja lagi dua suku kata yang lain ternyata dia bisa. Bunda tanya apakah di sekolahnya (Playgroup) diajarkan membaca? Dia bilang tidak. Saat bunda tanya mbah, yang dari pagi sampai sore bersama Kanaya, beliau bilang tidak pernah mengajarkan Kanaya membaca secara khusus, tapi Kanaya sering bertanya kalau huruf L digabung dengan A bunyinya apa, K dengan O jadinya apa dst. Bu guru Kanaya di Playgroup juga heran saat Kanaya sudah bisa membaca kalimat sederhana serta menuliskannya dan mengira bunda mengajarkan baca tulis di rumah.

Saat ini Kanaya senang berburu huruf ng (eng) karena menurutnya bunyinya unik. Jadi setiap ada kalimat di buku yang ada huruf ng nya dia langsung heboh sendiri. Horeeeee aku nemu 'eng'. Kanaya jadi senang mengeja dua suku kata ditambah ng seperti burung, benang, senang, dll. Terlihat sekali dia selalu penasaran dengan ejaan-ejaan yang baru, setiap ada tulisan di pintu, di lemari atau di dinding dia antusias mengejanya.

Sebelum tertarik membaca, Kanaya sering asal menebak. Saat ada tulisan sharp di kompor dengan pedenya dia baca ini kompor, atau ada tulisan world di jaket ayah, dia baca sambil ditunjuk “jaket ayah”. Wkwkwkwk. Sekarang setiap kesulitan mengeja huruf dia pasti akan bertanya ini mengejanya gimana atau ini bacaannya apa. Pernah juga ada dia berhasil membaca kalimat desi beli dasi, kemudian bertanya, bun, desi itu kan perempuan, kok dia beli dasi?. Jadi setiap kalimat yang sudah dibaca selalu ada sesi pembahasannya juga. *eeeaaaaa. Bunda yang agak bingung hanya menjawab, ooh dia beli dasi untuk ayahnya.... :)

Sebenarnya bunda agak galau juga dengan percepatan ini, apakah nantinya akan berpengaruh terhadap psikologisnya apabila sudah bisa membaca di usia dini. Tapi masak sih anak lagi senang belajar membaca malah dilarang, yang paling penting kan ayah dan bunda tidak pernah memaksanya kan ya. 


my everything

my everything
kanaya almira hasna. Diberdayakan oleh Blogger.